"Dulu saya bertekad ingin sekali jadi pemain sepakbola nasional seperti Eka Ramdani dan Salim Alaydrus yang juga berasal dari Purwakarta," kata Shahar kepada Tribun di Mess Persib Jalan Ahmad Yani Bandung, Sabtu (29/3).
Awalnya, pria ini tidak pernah mendapat restu orang tua untuk bermain sepakbola. Kedua orang tuanya menginginkan Shahar menjadi seorang atlet nasional bulu tangkis seperti halnya Ricky Soebagja atau Taufik Hidayat yang keduanya berasal dari Bandung.
"Saya menuruti mereka dengan berlatih bulutangkis. Tapi dari kampung ke kampung, saya juga tetap main bola. Sepakbola setiap orang bisa main dan kebetulan saat itu, di Purwakarta sedang gandrung sepak bola, bukan bulutangkis seperti di Bandung," ujarnya.
Dari kiprahnya sebagai pemain bola antar kampung itulah ia akhirnya bergabung dengan Persipo dan tim Suratin Cup. Suatu hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya menjadi pemain sepak bola yang dibayar saat membela tim Purwakarta untuk piala Suratin.
"Saya pertama kali dibayar Rp 10 ribu tiap kali latihan. Dan itu tidak tiap hari, seminggu paling 2-3 kali latihan. Dan lumayan, seminggu bisa dapat Rp 20 ribu - Rp 30 ribu. Saya tunjukan ke orang tua uang itu dan mereka senang. Dengan uang itu saya gunakan untuk jajan atau biaya sekolah," kata Shahar.(men)
0 komentar:
Posting Komentar